Luar biasa Allah sayang padaku, Dia memberiku kesempatan melahirkan anak perempuan, anak laki-laki dan empat bulan lalu Dia memberiku kesempatan melahirkan bayi kembar, subhanallah..
Si Kembar lahir pada hari Ahad 17 Juni 1012 di RS. Mitra Keluarga Depok. Tanggal itu merupakan perkiraan tanggal terakhir kelahriran si kembar. Dua pekan sebelumnya, berdasarkan posisi bayi dan lain-lain dokter obgyn memberitahukan bahwa kemungkinan lahir dalam 2 pekan ini. Karena tak kunjung ada tanda-tanda mau melahirkan, hari Sabtu dengan ditemani Mbah buk, Bude (Khodimat) Kak Liv dan Mas Tangguh aku memeriksakan diri ke RS. Suami tersayang tidak bisa ikut, karena sejak Sabtu pagi ke data center. Tapi sayang, dr. Obgyn langganan (dari jaman hamilnya Mas Tangguh) lagi cuti, aku pulang aja sambil membuat janji untuk hari seninnya.
Ternyata Papa Danang tidak bisa pulang malam itu. Padahal Mas Tangguh rewel banget, minta digendong sama mama tidak mau sama yang lain. Alhasil begadang semalaman bersama Mas Tangguh, dia minta bermain bersamaku, manja banget. Hingga pada hari Ahad sore perutku bagian bawahku terasa panas, tapi tidak ada mulas sama sekali, “Ah mungkin karena semalam begadang sama Tangguh, kecapekan kali”. Aku masih jalan-jalan sore bersama dua anakku, koq panasnya semakin terasa ya.. Papa Danang memberi kabar, dia akan pulang malam ini, tapi belum tahu jam berapa. Lega hatiku, belum ada kontraksi aja koq.
Selepas maghrib kontraksinya berjalan cepat sekali, nggak pake setengah jam sekali (seperti hamil sebelumnya). Langsung lima menit sekali. Cepat kutelpon Papa Danang, supaya langsung pulang. Selepas isya’ badanku sudah lemah lunglai tak bisa duduk sekalipun. Kuminta mbahbuk menyuapi Kak Liv dan Mas Tangguh.
Kusiapkan Kak Liv..
“nak, sepertinya adek kembar pengen lahir malam ini, mama boleh minta tolong?”
“ye.. asyikk.. apaan mama?”
“Tolong jagain Dek Tangguh ya.. habis ini mama sama papa mau ke RS, Kak Liv, Dek Tangguh, Mbahbuk dan Bude di rumah dulu karena sudah malam, besok insyaAllah dijemput papa buat lihat adek ”
“Lho.. katanya kalo mama melahirkan, kak Liv maen di ITC,”
“Ini sudah malam sayang, ITCnya sudah tutup, besok setelah jenguk adek boleh maen di ITC, jadi anak yang baik ya..”
“kenapa sih ngelahirinnya nggak besok aja? kan enakan besok, kak Liv bisa maen sama Tangguh. Lagian mama kan pernah bilang dr. Sofani adanya pagi sampai siang, entar mama ditolong siapa hayo? gak ada dokternya lho..”
Jiaahhhh.. nih anak, mamanya sudah keringetan kayak gini masih diajak debat.
“Kalo melahirkan itu waktunya hanya Allah yang menentukan, mau siang, malam, dan dokternya mau koq dipanggil malam-malam kalo buat melahirkan”
“hmm.. kalo gitu kita berdoa yuk biar besok aja adek lahirnya..”
hadewww…
“Bukannya lebih baik malam ini sayang, jadi mama gak lama-lama mulesnya”
Dipandanginya wajahku yang sudah pucat, basah oleh keringat. Meski tak ada kata aduh kuucpkan dia tahu kalo aku sedang menahan sakit.
“Mama kesakitan ya…? Kak Liv gak mau punya adek” tangisnya meledak memelukku.
“Gak papa, cuma mules aja, sama kayak Kak Liv kalo mau eek. Semua orang kalo melahirkan juga mules dulu”.
“Pasti mulesnya lebih sakit, kan adek bayi lebih gede dari eek”.
“Kak Liv bisa kan bantuin mama jaga Tangguh? Kalo adek rewel ajak nonton laptop aja, tonton kesukaan adek, kak Liv ngalah dulu ya sayang… janji ya!!”
“he em, tapi besok janji ya kak Liv habis jenguk adek mau maen di ITC”
Pukul 9 malam papanya datang. Kaosnya lusuh penuh keringat, mana baunya minta ampun, dan wajahnya kelihatan sekali habis begadang. Dimakannya roti dan dibukanya oleh-oleh buat anak-anak sambil bercanda bersama mereka. Dari bahasa tubuhnya sepeti dia tidak ngeh kalo aku sudah benar-benar “waktunya”.
“Lho sekarang? gak nunggu 5 menit sekali? biasanya kan…” waktu kupinta cepat mandi dan sholat.
Sesampai di RS, “”Sudah bukaan 9-10, bu dr.Sofani tidak bisa dihubungi, dibantu dokter jaga ya bu..?” kata susternya. Papa Dhanank dipersilahkan ke bagian administrasi, dan aku ditanya macam-macam, anak ke berapa bu? perkiraan kapan waktu lahirannya? bla..bla.. kujawab singkat “semua ada di buku”
“ha..gameli (kembar)”. Mereka semakin panik, dengan sigap sekitar 5 suster mempersiapkan segala sesuatunya termasuk berbagai alat yang dipersiapkan untuk si kembar jikalau kondisinya tidak bagus.
“Ibu karena kembar, kami akan coba menghubungi dr. Sofani lagi, kalo tidak berhasil, ibu mau kan ditolong dr. obgyn yang lain?”
“Terserah suster” jawabku tak bertenaga.
Dr. Sofanipun berhasil dihubungi, demi menunggu kedatangannya aku disuntik pengurang kontraksi dan inhalator. Sungguh kontraksi yang luar biasa, sampai-sampai aku sendiri antara sadar dan tidak. Papanya berulang kali menepuk-nepuk pipiku takut jika aku tak sadar. Ingin rasanya aku bilang “Sakit pa..” tapi untuk mengatakan itupun sudah tak sanggup rasanya. Jika dulu aku masih bisa berkata mana bagian yang sakit, mengeluh, merajuk tapi kali ini tidak. Aku hanya beristighfar dalam hati, kuingat pesan di sebuah artikel “Jangan dilawan rasa sakitnya, biarkan saja mengalir apa adanya, nikmati setiap sensasinya”. Entah kenapa, saat itu yang terbayang di kepalaku adalah sepertinya waktuku sudah tiba, tak lama lagi… Kukuatkan diri berpesan ke Mas Danang “Pa kalo aku mati jaga anak-anak ya..” . Eh, si papa malah jawab “Kalo aku yang mati duluan gimana?”
“Jangan mengejan ya bu.. tunggu sebentar” begitu pesan suster.
Akhirnya setelah menunggu sejam, datanglah dr. Sofani “Assalamu’alaikum bu.. yuk kita lahirkan sekarang ya..”. Subhanallah rasanya seperti melihat malaikat penolong. Alhamdulillah, tak perlu menunggu lama kontraksi sekali mengejan lahirlah Alexandra Rahma Muharyani.
“Sekali lagi ya bu.. kan dua”
Selang 3 menit kemudian lahirlah Alexandria Rahima Muharyanti.
“Sekali lagi ya bu.. tinggal ari-arinya koq”
Brolll… keluarlah ari-ari sebesar bayi, subhanallah.. lega sekali rasanya. Seperti melayang di udara, sungguh sensasi yang luar biasa nikmat. Kupandangi 2 bayi cantik itu, serasa belum percaya bahwa aku telah mengandung dan melahirkan mereka. Terima kasih tak terhingga ya Allah, Xandra-Xandri lahir selamat tak kurang suatu apapun, tak perlu inkubator ataupun perlakuan khusus lainnya. Semoga menjadi anak-anak sholehah 🙂
Paginya Kak Liv dan Mas Tangguh menjenguk 2 adek barunya, dan setelah itu sesuai janji mama Kak Liv dan Mas Tangguh maen di Play ground ITC. “kan sudah janji mama..” hehehe…
Discussion
No comments yet.