maka siapa yang tahu umur seseorang? Jikalaupun diberi umur yang panjang, bukankah kita juga diberi kewajiban yang panjang pula?? mendidik suami/istri, anak dan keluarga salah satunya…
Semoga kisah nyata berikut bisa menjadi ibroh bagi kita semua.
Sungguh mengejutkan.. keluarga yang semula kupikir bahagia ternyata sebenarnya porak poranda. menjadi ibroh yang sangat besar bagi saya dan kita semua.
Awalnya kupikir dia adalah nenek tua yang kuat dan tangguh. di usaianya yang sudah kepala tujuh, Alhamdulillah dia masih mampu mengerjakan semua kebutuhannya sendir, memasak, mencuci, setrika, bayar listrik, telpon dan aktif kegiatan keagamaan di kampung kami. Sungguh, siapa yang tidak menginginkan masa tua yang sehat dan mandiri..
Beberapa bulan yang lalu, beliau sempat mengeluh kpd saya, diusianya yang tak lg muda, nenek masih haarus mengerjakan semua sendiri, capek begitu katanya. saya cuma bisa menjawab Alhamdulillah nenek diberi Allah kesehatan dan kekuatan yang tidak semua orang memilikinya. tapi kalo memang nenek capek, kenapa nggak ikut salah satu anak yang dianggap mampu? tapi beliau hanya terdiam…Ada kegundahan dalam matanya.. yang saya sendiri tak mampu menebaknya.
Smakin lama saya mengenalnya, semakin tahu saya bahwa bebannya tidak sedikit..
Duhai Allah malu hamba karena telah berprasangka buruk pada beliau.. Astaghfirullah.. maafkan saya nek..
Pada awalnya saya baru tahu, jika salah satu anaknya telah disia2kan oleh suaminya.. belasan tahun tidak diberi nafkah lahir dan batin.. tapi Alhamdulillah Allah menganugerahkan hati yang kuat pada anak nenek ini.. dengan bekerja keras dia menghidupi kedua putrinya yang beranjak dewasa..
Nenek ini hidup terpisah dari suaminya.. hanya Allah yang maha tahu apa alasannya. suaminya lebih memilih hidup bersama saudara2nya dibanding bersamanya.
Sedangkan yang lain… dua orang putrinya menikah dengan orang yang tidak seakidah..sehingga mengkaburkan agama putri dan cucu2nya. Islam bukan, karena di saat ramadhan mereka tidak puasa, tidak sholat. tapi di KTP masih tertulis Islam.
Wallahu a’lam bagaimana dulu kisahnya.. tapi jika melihat foto2 keluarganya terdahulu.. bisa dilihat kalo keluarga ini adalah keluarga yang berada. bisa liburan kemana aja, makan dimana aja.. ultah cucu di restoran besar.. de el el
Cuma foto nenek yang hampir memasuki usia senjapun waktu itu belum tertutupi jilbab.
Astaghfirullah.. barulah sekarang saya sadar, nenek ini baru mengenal agama ketika sudah tua.. ketika dia sudah kehilangan kesempatan menanamkan Islam pada putri-putri dan cucu-cucunya..
ya.. nasi sudah menjadi bubur.. yang tinggal sekarang hanya penyesalan tak berujung..
Menyesal akan masa depan putri-putrinya di akhirat kelak..
Menyesal akan masa depan cucu-cucunya di akhirat kelak..
Menyesali pernikahan beda akidah tersebut..
menyesali karena dulu beranggapan bahwa semua agama sama..
Menyesali karena baru sekarang mengenal Diin-Nya..
Menyesali karena tidak mendidik dan menanamkan akidah kepada anak-anaknya..
Maafkan ibu nak.. ibu pikir, uang dan dunia bisa membahagiakan dan menyelamatkanmu..
Bukankah akidah yang akan kau bawa kelak menghadapNya?
Tapi lihatlah.. ibu tidak bisa membelikan akidah untukmu..
Lihatlah.. ibu hanya bisa menangis membayangkan kelak kehidupanmu di alam sana..
Jika waktu bisa diulang…
ibu akan belajar Islam lebih tekun lagi.. bukan hanya untuk ibu.. tapi untukmu belahan belahan hatiku..
Menyuapimu sambil membaca basmalah..
Membobokkanmu dengan doa dan cerita para Rasul agar kau bangga kepada mereka.. bangga menjadi Muslim..
Menanamkanmu takut akan neraka dan berharap pada surgaNya..
Andai…
Tapi sekarang ibu hanya bisa bertaubat mohon ampunanMu Allah..
Berdo’a agar kalian diberi petunjuk dipilihkan dan dimudahkan Allah menuju jalanNya..
so… Masihkah kita berpikir Agama nanti kalau sudah tua saja (Bimbo)
Discussion
No comments yet.