Alhamdulillah, Rabu 11 November 2015 telah lahir anak kelima kami laki-laki, “LANANG LUQMAN AL-HAKIM”, dengan berat 3,2 kg dan panjang 48 cm. Tak terkira bahagianya kami, Luqman lahir dengan selamat sehat wal afiat bi idznillah.
Lama tak menulis ternyata lumayan membuat otak lamban dan jari-jari kaku. Mau nulis mikirnya lama, mau ngetik apalagi, sudah aselinya kemampuan ngetiknya 11 jari, gak diasah pulak 😀 . Tapi demi… demi agar suatu saat dek Lanang bisa membaca proses kelahirannya seperti kakak-kakaknya yang lain juga, dan demi tidak tahan mendengar sindiran dari sang papa karena blog yang tak terurus. Akhirnya cangcut tali wondo, malang-malang putung rawe-rawe rantas, ayo ojo mutung, pilih nulis opo tak babras. Haish.. peribahasa ngawur.
Hamil dek Lanang ini sungguh luar biasa, badanku sehat dan aktif. Mau kemana juga dijabanin, bahkan ketika hamil tua, paling yang ada yang ngajak pada mikir sepuluh kali. Tidak ada mual muntah selama hamil, makan apa aja juga okey.
Hamil dek Lanang ini juga pertama kalinya aku diet mengurangi karbohidrat dan lemak semasa hamil. Janin dek Lanang sepertinya sepertinya ekspert banget menyedot nutrisiku hingga badanku habis dan dek lanang overwieght di usia janin yg ke 6 bulan.
Diet ketika hamil trisemester ketiga dengan kehamilan yang nyaman, enak makan, enak tidur ternyata tidak enak. Kepala jadi senat senut karena lapar. Makan buah dan sayur sampai berasa jadi kambingpun dilakoni, demi perut kenyang. Sebenarnya sih gak papa juga kalo mau makan bebas dan banyak, cuma takut janinnya overweight trus kudu SC. Kata orang jauh lebih enak melahirkan normal, cepat pulih dan murah pulak, makanya dibela-belain diet. Angkat topi buat emak-emak yang melahirkan SC.
Bahkan di usia ke 40 pekan, janin lanang naik 500 gram padahal emaknya turun 600 gram gegara bingung nyari asisten buat jaga anak-anak kalo waktu itu tiba.
Maha besar Allah, maha mengatur segalanya, dek lanang mulai kontraksi sehabis subuh. Kutelpon asisten yg baru sehari kerja untuk datang lebih pagi dan bawa baju ganti. Kutelpon ibu dan mama. Mama-papa cus bandung-depok, ibu berdoa memohon kemudahan dan keselamatan kami, what a wonderfull parent.
Jam 8 pagi, begitu kontraksi sudah 5 menit sekali, kami berangkat ke RS. Mitra Keluarga Depok. Sudah bukaan 7, Alhamdulillah…
Detik dan menit berlalu bukaan semakin besar. Hingga sepuluh, waktunya tiba, aku mengejan sekuat tenagaku, tapi janin tak jeluar. Sejak janin usia ke 8 bulan sudah diketahui kalo kelilit talipusat. Tapi dokter bilang in syaa Allah masih bisa normal, karena kelilitnya satu kali.
Audah rejekiku, waku itu hanya ada satu tenaga medis (bidan) yang menanganiku, tiga ruang bersalin full, hingga satu ibu harus keluar ruang bersalin karena bukaan tak kunjung bertambah, sementara aku yang baru datang sudah meringis cengar cengir menahan rasa.
Bu bidannya mengajari dan menuntunku mengejan, ya… sudah keempat kali sih, tapi tetep untuk urusan yang satu ini, jauh nalar dari perasaan.
Lima kali aku mencoba mengejan tapi gagal, kulihat wajah kecewa bu bidan. Setiap kepala bayi kurasa mau keluar seperti ada tenaga yg menariknya kembali. Kemana sih dia? aku merasa sendiri, wajah itu yang selalu menemaniku saat persalinan, yang menyemangatiku, yang siap kucakar? tak ada disisiku karena harus menyelesaikan administrasi rumah sakit. Salah sendiri datang ke rumah sakitnya mepet.
Pengennya sih, mbok yo entar aja bayar-bayarnya, nemenin aku dulu, enggak kalo aku lari. Ya.. tapi begitulah kebijakannya.
Dia tergopoh-gopoh masuk, “piye ma?”, “aku nggak kuat, bayine gak mau keluar, aku capek”, tangisku meledak. “Enggak, kamu bisa, aku bantu ya…”. Sentuhan tangannya seperti power bank yang mengisi baterai hp disaat lowbat darurat.
Bu dokter masuk, “ngejannya lebih kuat ya bu, karena ini kelilit ari, biar saya bisa lepas ari-arinya, jangan kuatir adek bayinya aman”.
Bismillah, Allah Akbar, lahirlah lanang ke dunia. Kudekap lanang yang masih basah, lucunya melihat bayi dengan naluri yang diajarkan Rabbnya untuk mencari puting ibunya, takjub aku.
Asyiknya sekarang aku bisa ber IMD sepuasnya 1,5 jam sampai lanang pipis dan pup. “Terima kasih ya sayang..” bisikan lembut yang menguatkanku.
Aah… mau kelahiran yang keberapapun tetap istimewa dengan kisahnya masing-masing. Tetap membuat kami tepukau akan kebesaranNYA.
Alhamdulillah ya Rabb… tunjuki kami jalan dan mudahkan jalan kami untuk menjaga amanahmu dan mendidik mereka untuk selal
Discussion
No comments yet.