//
you're reading...
Home Education

Sharing seminar “PeDe Bicara Seks Dengan Anak” (bag.2)

Tulisan ini lanjutan dari tulisan saya sebelumnya, Sharing seminar “PeDe Bicara Seks Dengan Anak” (bag.1)

*** Usia Prabaligh

Mengenai usia baligh setiap orang berbeda-beda, namun sekarang ini usia baligh semakin cepat. Hal ini dikarenakan asupan gizi yang baik dan faktor pengaruh lingkungan (rangsangan maupun tontonan baik di rumah maupun di lingkungan). Percaya tidak percaya, seorang teman bercerita: Ketika dia sedang menonton TV bersama suami dan anak laki2nya yang kelas 2 SD, saat itu sedang iklan sabun mandi. Tiba2 si anak dengan wajah takutnya bilang: Bunda koq burungku begini sih?? ciyahaahhhh.. gimana coba kalo kita yang ditanya kayak gitu??

Ada yang bilang untuk anak laki-laki usia baligh (yang ditandai dengan mimpi basah) saat ini adalah 9-10 tahun. Sedangkan untuk anak perempuan (menstruasi) saat ini adalah 8-9 tahun. Pada usia ini anak lebih banyak diam, tapi sangat ingin tahu dan ingin mencoba. mereka saling bertukar informasi satu sama lain. So, persiapkan mereka menghadapi masa-masa ini, masa-masa labil, masa-masa penuh tanda tanya, masa-masa penuh gairah.

  • Jalin komunikasi yang hangat dengan anak. Berapa lama anda berinteraksi dengan sepenuh hati setiap harinya dengan anak2 anda?  5 jam? 3 jam? oh ya?  Coba hitung lagi.. Pagi2 ibu memasak, Ayah sibuk persiapan ngantor. Ibu membangunkan anak (paling cuma 5 menit), selepas itu di meja makan (10 menit). ketika pulang sekolah: Ada PR? cepat  makan terus kerjakan PRnya!!. (5 menit) Ketika malam hari: Ayo makan malam, terus blajar dan tidur!!(5 menit)  Tidak ada setengah jam ternyata..
  • Ganti pertanyaan-pertanyaan diatas dengan: Bagaimana sekolahmu tadi? menyenangkan? atau ada hal yang membuatmu sedih?  ceritakan pada mama nak.. dan anda mendengarkan dengan seksama. Ya.. sediakan waktu sepenuh hati bersama mereka, mendengar cerita, bahagia dan keluhan mereka.
  • Setahun sebelum menginjak usia baligh (kira2 aja sendiri), dekati dia, ajak ngobrol. Sebaiknya anak laki2 dengan bapaknya dan anak perempuan dengan ibunya. Katakan: Nak, ibu/bapak punya tanggung jawab yang luar biasa besar dari Allah SWT, dan jika tidk ibu/bapak sampaikan, kami takut nanti akan diminta pertanggungjawaban dihadapan Allah kelak. yaitu memberitahumu bahwa tidak lama lagi kamu akan menjadi manusia yang bertanggung jawab dengan dirimu sendiri dihadapan Allah, kamu akan baligh (jelaskan soal baligh, bagaimana tanda-tandanya, dan kosekuensi agama yang dia emban), beri dia kesempatan bertanya, dan yakinkan bahwa ibu/bapak akan selalu ada untuk menjawab dan berbagi perasaan dengannya. (Jadi kayak sinetron ya.. terserah lah bahasanya tapi menurut bu Elly Risman ini hukumnya wajib).
  • Bagaimana jika sudah terlanjur? anak sudah remaja dan kita belum pernah bicara dari hati ke hati masalah itu? menurut bu Elly katakan saja, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Hal ini membuat anak sadar, ada orang tua yang sayang dan memperhatikannya. dan dia tidak perlu mencari pengakuan dari luar untuk dihargai.
  • Ajarkan mereka cara bersuci (thoharoh) termasuuk didalamnya mandi haid dan mandi junub. Jangan menggantungkan diri pada sekolah meskipun sekolah berbasis agama. INGAT kitalah kelak yang dimintai pertanggungjawaban bukan sekolah.
  • Jelaskan adab pergaulan laki-laki dan perempuan. kenali temannya dan kebiasaannya.
  • Jauhkan anak2 dari rental game online, AWAS!! ketika mereka bermain disana, mereka telah menjadi sasaran empuk para pedofilia internasional.
  • Hadirkan Allah (agama) dalam setiap penjelasan.

 

Kiat menghadapi pertanyaan2 “horor”:

  • Tenang dan kontrol diri (relax)
  • Terik nafas panjang & take it easy
  • Jangan membentak, atau memarahi anak karena rasa ingin tahunya. Bersyukurlah kita karena anak masih memilih kita sebagai tempat bertanyanya.
  • cek Pemahaman anak, maksudmu apa? yang kakak tahu apa?
  • Jika anak sudah cukup paham, katakan ya itu betul dan sertakan nasehat agama.
  • Tangkap inti pertanyaan.
  • Jawab sesuai dengan umur, jangan berbohong, apalagi menjawab tahayul.
  • Jawab sesuai yang terbaik saat itu dan norma agama.
  • Kaitkan dengan seseorang yang dekat dan dikenal anak. Misalnya Tante A setelah  menikah, lalu hamil dan lain lain.
  • Jika dirasa cukup umur, jawab secara ilmiah.
  • Apa yang anda rasakan, katakan!
  • KISS (keep Information Short and Simple) & PS (pendek Sederhana)
  • Gunakan The Golden Opportunity, misalnya saat melihat kucing atau hewan piaraannya sedang berhubungan (tentunya setelah ada pertanyaan dari anak), jelaskan kalo itu yang dimaksud ML misalnya, dan sebagai manusia yang beradab, harus taat pada aturan Allah SWT, yaitu  harusmenikah dulu.
  • Selalu sertakan Agama dalam setiap penjelasan.

**** Tidak ada salahnya hal ini kita obrolkan dengan orang tua teman-teman anak kita, atau tetangga. jangan cuek dengan keadaan sekitar. Karena ketika lingkungan rusak imbasnya juga ke keluarga kita.

***** Dibalik semua usaha kita, tentu berDOA memohon perlindungan kepada Yang Maha Pelindung sangatlah penting.

wallahua’lam bishshowab..

Discussion

No comments yet.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


− 1 = eight