//
you're reading...
Home Education

Sebelum 9 tahun Bunda..

 

Ini hasil ngobrol alias diskusi dengan teman-teman ngaji. Seperti biasa, dasar emak-emak,  selain materi agama sering kita curhat masalah emak-emak :D. Mulai dari harga cabe, anak-anak sampai politikpun kadang kita bahas, ceileeh.. Seorang teman yang juga berprofesi sebagai psikolog menuturkan bahwa habit dan karakter anak akan terbentuk sebelum umur 9 tahun. Jadi jangan sia-siakan alias maksimalkan 9 tahun pertama anak.

Apa saja sih yang harus dibiasakan?

  • Habit beragama

Membiasakan sholat lima waktu, puasa, mengaji merupakan salah satu hal yang harus sudah dibiasakan sebelum umur 9 tahun. Sehingga ketika baligh anak tidak akan canggung dan merasa berat lagi untuk melaksanakan kewajibannya. Masih inget kan? kalo umur anak baligh sekarang semakin muda alias dini. Tentunya tidak boleh lupa dengan hafalan doa sholat, doa sehari-hari, dan surat-surat pendek.

Jangan putus asa apalagi menyerah bunda.. karena kelak di akheratlah balasan kita. Tapi saya sangat awam sekali dengan agama? Justru inilah momen terbaik untuk belajar agama, jalankan dulu sebisanya, setahunya, sambil jalan sambil belajar. Anak bisa ikut ngaji di TPA, dan bunda bisa ikut pengajian rutin di masjid dekat rumah.

Saya bekerja, tidak ada waktu untuk belajar.. Gimana dong? Ah, saya percaya, bunda-bunda ini adalah bunda yang melek teknologi. Pergunakan internet, cari materi-materi agama. Bahkan di internet banyak video gratis belajar sholat dan mengaji. Video-videonya lucu dan berwarna-warni, insyaAllah dengan dukungan dan keteladanan ayah dan bunda, anak-anak bisa cepat belajar dan mengamalkan.

Ketika umur 3 tahun, kak Liv didownlodin papanya video tata cara sholat dan wudhu yang diproduksi oleh Meccah Agency , dan Alkhamdulillah, dalam waktu 3 bulan hafal cata wudhu dan sholat. Cuma sangat disayangkan, karena ketika sholat dia tidak mau mengeraskan bacaan dengan alasan sama kayak mama-papa. Jadinya ketika dievaluasi ternyada ada beberapa yang lupa :(. It’s okey, kita belajar lagi yuukk..

  • Kemadirian

Saya sendiri merasakan, betapa mengajarkan anak mandiri susah-susah gampang. Contoh kecil saja, mengembalikan mainan ke tempatnya setelah bermain, hari ini diingatkan, besok “lupa” lagi, begitu seterusnya. Ya.. barangkali resepnya, tidak boleh capek mengingatkan. Dan sekali lagi keteladanan, Ayah dan Bunda juga berusaha “rapi”  dan sesekali bantu anak merapikan mainannya.

Untuk balita, bentuk kemandiriannya masih sederhana, seperti mandi sendiri, pipis dan wawik sendiri, pake baju sendiri, makan sendiri, ambil minum sendiri. Untuk anak yang lebih besar, bentuknya lebih komplek, seperti menyiapkan buku pelajaran sendiri, berangkat sekolah tidak diantar, sadar kebutuhannya sendiri, merapikan tempat tidur sendiri dan lain-lain. Tentunya bentuk kemandirian ini disesuaikan dengan umur dan kondisi anak.

  • Akhlak
Saya sering dibuat sedih dan” marah”, ketika Liv mempraktekkan dalam artian mencontoh teman-temannya dalam hal yang tidak baik. Seperti, membentak ibunya, tidak mau makan sayur, pake baju miniiiiii sekali, ngomong yang jelek-jelek seperti “bego loe”, “gile loe”, “loe tuh blo’on”. Astaghfirullah.. gatal kuping saya mendengarnya.
Hal yang pertama saya lakukan adalah istighfar, dan Liv tahu itu tandanya ada yang salah dalam dirinya. Kemudian saya tanya:”Dapat darimana itu?” Biasanya dia cerita tentang temannya yang juga berbuat seperti itu. Mengingat kami hidup di lingkungan yang heterogen dan kemungkinan kehidupan heterogen seperti itulah yang kelak akan dialaminya, sangat tidak mungkin jika penyelesaiannya adalah melarang bermain ke luar rumah.
Yang bisa saya lakukan adalah membentenginya, memberinya patokan nilai-nilai, mana yang baik, mana yang buruk, mana yang Allah suka dan mana yang Allah tidak suka. “Kak Liv boleh berteman dengan siapa saja, yang baik ditiru dan yang jelek TIDAK boleh ditiru” sederhananya seperti itu. Sering kami berdiskusi tentang teman-temannya, perilakunya dan lain-lain.
Sering dia bertanya: “kenapa kalo kak Liv gak boleh, tapi teman-boleh sama mamanya?” Ya, ada perasaan iri dengan kehidupan bebas teman-temannya, membentak ibunya seenaknya, memakai baju mini sekali, mengumpat semaunya. “Karena mama sayang kak Liv, dan Allah sayang sama anak sholehah”
Hikmah yang saya ambil adalah,menanamkan nilai pada anak tidak bisa hanya dalam 1-2 hari, 1-2 perintah, tapi butuh keteladanan, kesabaran, istiqomah, tidak lelah mengingatkan, dan satu hal lagi, disesuaikan dengan psikologis dan umur anak.
  • Kebiasaan
Kebiasaan baik ataupun buruk yang sering dan rutin dilakukan anak sebelum umur 9 tahun, akan sangat berpengaruh dan membentuk karakternya ketika dewasa nanti. Membiasakan bebas berargumen bagi semua anggota keluarga, meminta maaf bagi yang salah (siapapun, walaupun orang tua), cinta belajar dan ilmu, mematikan kran air dan belanja (jajan) secukupnya alias berhemat, menabung adalah beberapa contoh kebiasaan baik yang bisa dibiasakan sejak kecil.

Discussion

No comments yet.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


× 7 = thirty five