//
you're reading...
Uncategorized

Dear Xandra-Xandria (Sebuah Puisi atau Bukan untuk kalian)

Ada yang tahu mana Xandra-Xandria?

Ada yang tahu mana Xandra-Xandria?

Dear Xandra dan Xandria

Sayang, ini kali pertama mama membuat puisi (yang dipublis)

Eh iya, pun puisinya nggak bisa seromantis dan sedigdaya Taufik Ismail

Ah, peduli amat, pokonya mama mau bikin puisi buat kalian

Hingga ketika kalian bisa membaca, aku ingin kalian tahu betapa mama-papa sangat sayang

Dear Xandra dan Xandria

Hari ini genap dua tahun usiamu

Dua tahun mengisi hidup mama papa

Lelah… iya

Capek… sangat

Bosan… sering

Me time… almost gone

Dear Xandra dan Xandria

Aah, kalian anak-anak yang sangat lucu, cerdas, sehat, bikin gemes

Sweeerrr, karena kalian anak mama

Subjektif? Biarin aja, boleh dong

Dear Xandra dan Xandria

Sebelum dua tahun lalu, mama-papa menghadapi ketakutan yang luar biasa

Mama-papa takut kehilangan (lagi)

Mama-papa tidak mau kehilangan (lagi)

Hamil yang super duper melelahkan

Trauma dua kakak yang harus mengikhlaskan satu dari kembarnya

It could be happened to me..

Dear Xandra dan Xandria

Papa adalah manusia yang paling berjasa

Papa tak pernah berhenti menyemangati

Papa tak pernah lelah bercerita kalian akan menjadi anak-anak yang lucu

Papa tak pernah berhenti membayangkan keusilan dan kenakalan kecil yang akan kalian lakukan kelak

Papa yang sejatinya berjuang mati-matian melahirkan dan merawat usaha barunya, cita-citanya, passionnya harus rela menomorsatukan kalian

Papa tahu mama yang sangat lemah dan lelah, sangat susah makan, tak mau nasi, mual-muntah yang sangat

Papa tak pernah pulang dengan tangan kosong, selalu ada makanan yang dibawa untuk kalian

Dear Xandra dan Xandria

Dan kalian lahir,

Dengan welas asih dan kemudahan dariNya

Dengan doa keluarga dan teman-teman tercinta

Sungguh bahagia… melebihi bahagia dari mendapat promo buy 1 get 1

Dear Xandra dan Xandria

Ini cerita mama..

Tiga hari pertama kelahiran kalian, mama tak bisa tidur barang sedetikpun

Mata melek, keringat dingin bercucuran, susah makan.

Ya, kalian sering terjaga, menangis, kadang bergantian, seringnya bersamaan.

Satu pup, yang lain ikutan pup

Satu nangis, yang lain ikutan nangis

Satu minta mimik, yang lain minta mimik

Satu minta digendong yang lain minta digendong

Pun mbah buk atau papa menjaga kalian, tapi sedikit tangis dari kalian menghilangkan ngantuk mama

Suatu malam, mama menangis sendiri,

“ALLAH, sungguh jadikan ini kebaikan untukku untuk anak-anakku di dunia dan akhirat”

Dear Xandra dan Xandria

Hari ketiga, mama limbung, muntah hingga cairan kuning yang keluar

Tak sanggup makan apapun

Mama lihat mata sembab mbahbuk sambil mengelus rambut mama

Mama tahu, mama merasakan karena mama juga seorang ibu

“Wes nduk, saiki ndang turu, tak openi anak-anakmu”

Papa dengan sigap mengambil botol minyak kayu putih

Dihangatkan tubuh mama dan Alhamdulillah mama tertidur

Dear Xandra dan Xandria

Sayup kudengar suara tangis kalian

Dan mamapun terbangun

Tiga jam yang sangat cukup untuk mengganti tiga hari yang panjang

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Dear Xandra dan Xandria

Pundak dan lengan ini diberi kuasa olehNYA

Pundak dan lengan ini mampu mengangkat kalian berdua

Pundak dan lengan ini, hingga kini membuat takjub diriku sendiri dan mata yang memandang

Ya, adakalanya kalian tak mau bergantian, semua minta mama.

Tapi mama bahagia, In Syaa ALLAH pundak dan lengan ini akan menjadi saksi kelak di akhirat

Dear Xandra dan Xandria

Merawat kalian, menyusui kalian, bercanda dengan kalian, belajar jalan kalian akan menjadi cerita tersendiri dalam hidup mama

Sungguh mama-papa telah dimampukanNYA

Bukankah DIA berjanji tak akan memberi beban melebihi kemampuan kami (hambanya).

Dear Xandra dan Xandria

Dan kini…
Kalian telah tumbuh dengan sehat

Puji syukur mama papa tak terhingga atas nikmat dan karuniaNYA

Tapi sayang tahukah kalian…

Kalian terlalu eye catching

Kemarin malam di toko buku ada seorang ibu yang menabrak rak buku, hingga beberapa bukunya berjatuhan

Sang Ibu teriak “Subhanallah, lucunya aku mau punya anak seperti ini”

Entah kenapa mama menjadi takut

Dear Xandra dan Xandria

Kelak ketika besar berterima kasihlah juga kepada kedua kakak kalian

Kak Liv yang sangat pengertian meski kadang ceriwis, marah dan dan suka nggodain

Mas Tangguh yang telah kehilangan masa menyusuinya setahun, meski sangat berat hati tapi mau berbagi, yang kakinya tanpa sengaja sering nyampek ke kepala kalian

Tapi sejatinya mereka sangat sayang kalian

Mereka adalah penjaga cilik yang siap melindungi kalian

Dear Xandra dan Xandria

Selain keluarga kecil kita yang tak kecil ini

Di luar sana ada keluarga besar kita

Yang tak pernah lelah menghaturkan bait-bait doa

Mereka adalah orang-orang yang paling berjasa dalam hidup mama papa

Berterima kasihlah kepada mereka

Dear Xandra dan Xandria

Tahukah juga kalian…

Kalian sering menjadikan mama ”artis” dadakan, “nara sumber”dadakan

Bermula dari…

“Anaknya kembar ya bu? Idih lucunya”

“Dulu lahirannya pasti sesar?”

“Apa? Normal, koq bisa?”

Dan mamamu yang sotoy inipun memberi tips dan triknya ala dr. Obgyn

“Kalo sakit satu sakit semua ya?”

“Sering ke dokter?”

“Apa? pake madu? Nggak pake obat?”

Lagi-lagi mama akhirnya harus ngasih penyuluhan penggunaan obat rasional (POR) (FKM’er sejati booo)

 

Dear Xandra dan Xandria

Dan akhirnya kalian selalu jadi pembuka diskusi

“Empat perempuan semua?”

“Oooh, kirain perempuan”

“Umur berapa? Koq belum bisa ngomong”

Lagi-lagi mama harus menjelaskan, every child is special and uniqe

Jangan buru-buru ngasih obat, banyak baca,

Kita yang bertanggung jawab atas anak-anak kita bukan dokter atau psikiater.

Dear Xandra dan Xandria

Dan dipenghujung diskusi…

“Kakaknya sudah kelas berapa?”

Sebenarnya mama lebih senang ditanya umur,

Tapi mama tahu, bagi sebagian orang, bertanya umur itu ribet

Kau harus mengkonversikan dengan kelas untuk memudahkannya

“homeschooling? Mahal amat, semuanya mau homeschooling?”

Dan lagi-lagi mama harus diskusi tentang homeschooling

Dear Xandra dan Xandria

Ternyata dari kalianlah,

Mama yang seorang ibu

Berkutat dengan anak, masak, (nggak pinter) macak, ini bisa berbagi dengan ibu-ibu yang lain

Kalian membuat mama menjadi merasa berarti

Kalian membuat mama yakin bahwa mama bisa

Dear Xandra dan Xandria

Hal terberat mama adalah kenyataan bahwa mama akan merampas kebahagiaan kalian atas ASI mama

Bahkan hingga saat ini mama belum siap melakukannya

Terbayang tangis kalian

Terbayang kehebatan kalian untuk saling berbagi selama ini

Berbagi ASI

Berbagi waktu

Berbagi tenaga

Berbagi perhatian

Berbagi gendongan

Semuanya…

Dear Xandra dan Xandria

Tapi mama tahu kalian adalah anak-anak hebat

Kalian pasti bisa melewati semuanya

Meski berat itu akan terjadi

Meski tak ingin itu harus

Dear Xandra dan Xandria

Teriring doa semoga kalian menjadi anak-anak yang sholehah

Sehat jiwa dan raga

Cerdas akal dan nalar

Lembut hati dan budi

Dear Xandra dan Xandria

Kelak ketika kalian dewasa

Jadilah diri kalian sendiri

Kalian tidak harus sama dan tidak boleh sama

Kalian adalah masing-masing individu yang berbeda

Kalian adalah dua jiwa

Dua hati

Dua akal

Dua raga

Hanya saja ALLAH memberi casing yang hampir sama

Yang tidak diberikan kepada sebagian besar manusia yang lain

Dear Xandra dan Xandria

Kalo kalian bilang ini bukan puisi juga boleh

Kalo kalian bilang ini lebih mirip cerpen, tak mengapa

Kalo kalian bilang ini masuk kategori tulisan nggak jelas juga mama tak marah

Yang pasti malam ini sambil memandang wajah lelap kalian

Mama ingin melakukan sesuatu untuk mengingat usia ke dua kalian

Kami semua sayang Xandra-Xandria

Discussion

4 Responses to “Dear Xandra-Xandria (Sebuah Puisi atau Bukan untuk kalian)”

  1. 🙂 Tulisan yang sangat tulus… jadi terbawa bacanya… hahaha… jadi malu belum bisa bahagiain orang tua… tetap semangat mbak!

    Posted by Kurniawan Jatmika | June 17, 2014, 4:43 pm
  2. Baca tulisannya mbak bi’ru ini membuat hati terharu, namun juga terselip senyum dan tawa membayangkan polah tingkah mereka berdua. Tetap semangat dan sehat untuk merawat, mengasuh dan mendampingi mereka dengan kasih sayang yang tak terhingga sepanjang masa ya mbak bi’ru dan mas dhanank :). Saya mungkin sebagian kueeciiilll “fans” dari mbak bi’ru, namun ingin ikut “berpartisipasi” dalam keluarga mbak bi’ru dengan menyertakan untaian do’a pada Sang Pencipta, Allah Subhanahu Wata’ala 🙂

    Posted by hesti yulianing nurhidayah | June 17, 2014, 4:44 pm
  3. Baca komennya hesti juga membuatku terharu, gimana gak terharu coba? padahal aku nulisnya setahun paling masih bisa diitung pake dua jari tapi sudah nyebut fans ke aku, hu..hu..hu.. Tapi terima kasih untuk doa dan dukungannya, semoga kita semua bisa menjaga titipanNYA 🙂

    Posted by Zamzama | July 1, 2014, 4:47 pm
  4. sama mas, saya juga masih jauh dari kata membahagiakan orang tua, semangat selalu mas 🙂

    Posted by Zamzama | July 1, 2014, 4:50 pm

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


8 + four =